OBJEK WISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR
TAMAN NASIONAL KOMODO
Cerita Penemuan Sang Naga
Sepenggal kisah, kepopuleran
pulau komodo berawal pada tahun 1910 ketika para pasukan belanda menerima
laporan adanya monster naga yang mendiami sebuah pulau yang kemudian
diterbitkan dalam sebuah paper hindia belanda oleh Peter Ouwens, direktur
Museum Zoologi di Bogor, kabar ini tersebar hingga seantero dunia, kabar ini
pula yang mendorong W. Douglas Burden melakukan ekspedisi ke pulau komodo tahun
1926 dan kemudian menjadi orang pertama yang memberi nama Komodo Dragon.
Komodo Dragon |
Taman ini didirikan tahun 1980 letaknya
di antara Pulau Sumbawa dan Flores dengan luas 1817km2 yang 6 tahun kemudian
ditetapkan sebagai situs warisan alam dunia dan cagar biosfir oleh UNESCO
tempat konservasi untuk melestarikan Komodo, sebetulnya bukan hanya habitat
naga purba yang legendaris ini saja yang dilestarikan karena TNK juga rumah
bagi begitu banyak keanekaragaman hayati didarat maupun laut, jadi disana mata
kita akan dimanjakan oleh pemandangan yang elok dan aktifitas binatang yang
menarik.
Pulau Komodo |
Komodo |
Taman Nasional Komodo terdiri
dari 3 pulau besar yang indah, Pulau Komodo, Rinca dan Padar, selain tempat
habitat Komodo taman ini juga sebagai rumah bagi setidaknya 1000 spesies ikan,
ratusan spesies karang, koral dan 70 jenis tanaman sponge , 19 spesies paus dan
lumba-lumba, juga banyak terdapat plankton yang merupakan makanan utama Pari
Manta (Manta Birostris), binatang eksotis yang bisa dijadikan ikon bahari
kawasan Taman Nasional Komodo.
Tanah warna merah Taman Nasional Komodo
yang terpantul dari terik matahari flores sangat memikat mata, bentangan hutan
kering dan savana dipadu dengan daerah perbukitan menghadirkan keindahan tiada
tara, paduan biru langit, putihnya sapuan awan tipis, merah tanah dan hijau
savana memberikan keindahan lukisan alam tersendiri tiada bandingannya, pesona
keindahan Taman Nasional Komodo membuat pulau ini memang layak dikunjungi.
Ada begitu banyak pertunjukan
alam di Taman Nasional Komodo tapi pertunjukan utama tentu menyaksikan dari
dekat satu-satunya habitat asli dari salah satu hewan purba yang masih
berkembang biak sampai saat ini, anda bisa berdekat-dekat dengan hewan ini
sambil mengbayangkan hidup jutaan tahun lalu, indahnya.
Jangan mengkhawatirkan keganasan
Komodo, karena ketika berkunjung ke Taman Nasional Komodo anda akan didampingi
para Jagawana atau Ranggers sebutan untuk para pemandu yang gagah menghalau
jika komodo terlalu dekat dengan kita, para jagawana ini bisa dikenali dari
tongkat panjang bercabang seperti ketapel pada ujungnya yang ia bawa, para
rangger pula lah yang akan memilihkan Track yang sesuai dengan kemampuan kita.
Keindahan Laut
Bagi para penyelam, keindahan
keanekaragaman laut di Taman Nasional Komodo akan menjadikan pulau ini satu
tempat selam terbaik didunia, saya yakin itu, dengan gugusan karang yang
mencapai 17 km dan macam keindahan faunanya akan memanjakan siapa saja yang
melihatnya, ada banyak lokasi selam di Taman Nasional Komodo tapi yang paling
populer ada 3, Pantai Merah, Gililawa dan Karang Makassar, tidak hanya menyelam
anda juga bisa Snorkelling atau sekedar menikmati keindahan disekitar pesisir.
Taman Nasional Komodo juga
terkenal sebagai salah satu tempat yang memiliki arus tercepat didunia, ini
karena Pulau Komodo dan Pulau Rinca membentuk lintasan leher botol antara
Samudera Pasifik dan Samudera hindia Selatan, selama pasang surut air akan
mengalami pertukaran dan dipaksa mengalir melewati lintasan botol leher yang
relatif sempit ini, yang mengakibatkan arusnya menjadi sangat cepat, namun bagi
para penyelam ini justru tantangan yang mengasyikan.
DANAU KELIMUTU
Danau Kalimutu |
Danau Kelimutu yang terletak di
puncak Gunung Kelimutu ini masuk dalam rangkaian Taman Nasional Kelimutu. Danau
ini berada di ketinggian 1.631 meter dari permukaan laut. Beberapa flora yang
dapat ditemui di sekitar danau antara lain Kesambi (Schleichera oleosa), Cemara
(Casuarina equisetifolia) dan bunga abadi Edelweiss. Sedangkan fauna yang ada
di sekitar danau, antara lain Rusa (Cervus timorensis), Babi hutan (Sus sp.),
Ayam hutan (Gallus gallus) dan Elang (Elanus sp.)
Tiga Kubangan Danau Kalimutu |
Danau Kalimutu |
Danau Kelimutu mempunyai tiga
kubangan raksasa. Masing-masing kubangan mempunyai warna air yang selalu
berubah tiap tahunnya. Air di salah satu tiga kubangan berwarna merah dan dapat
menjadi hijau tua serta merah hati; di kubangan lainnya berwarna hijau tua
menjadi hijau muda; dan di kubangan ketiga berwarna coklat kehitaman menjadi
biru langit.
Secara adminitratif, Danau
Kelimutu berada pada 3 kecamatan, yakni Kecamatan Detsuko, Kecamatan Wolowaru
dan Kecamatan Ndona, ketiganya berada di bawah naungan Kabupaten Dati II Ende,
Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Dari ibukota Propinsi NTT, yakni
Kupang, pengunjung dapat menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores,
dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. Setiba di Ende, perjalanan dilanjutkan
dengan menggunakan angkutan umum berupa mini bus, menuju Desa Kaonara, yang
berjarak 93 km, dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Dari Desa Koanara menuju
Puncak Danau Kelimutu, wisatawan harus berjalan sepanjang 2,5 km.
Karena menjadi salah satu objek
wisata andalan bagi pemerintah setempat, maka akomodasi di sekitar danau cukup
diperhatikan. Terdapat pondok jaga, shelter berteduh untuk pengunjung, MCK,
kapasitas lahan parkir yang mampu menampung sekitar 20 mobil, serta beberapa
losmen kecil bagi para wisatawan yang hendak menginap.
KAMPUNG MEGALITIK BENA
Kampung Bena |
BENA adalah nama sebuah
perkampungan tradisional yang terletak di Desa Tiworiwu, Kecamatan Aimere,
Ngada. Desa ini terletak di bawah kaki Gunung Inerie sekitar 13 km arah selatan
Kota Bajawa. Perkampungan adat ini terkenal karena keberadaan sejumlah bangunan
megalitik yang dimiliki dan tata kehidupan masyarakatnya yang masih
mempertahankan keaslian perkampungan tersebut. Kampung adat Bena terletak tepat
di lereng Bukit Inerie yang agak menonjol.
Model Rumah Di Kampung Bena |
Warga setempat menyebut tempat
ini seperti berada di atas kapal karena bentuknya memanjang seperti perahu.
Konon menurut cerita yang dipercaya secara turun temurun, pada zaman dahulu
sebuah kapal besar pernah terdampar di atas lereng gunung itu. Kapal itu tidak
bisa berlayar lagi dan terus terdampar sampai akhirnya air surut dan menjauh
dari tempat itu.
Bangkai kapal kemudian membatu
dan di atasnya kemudian digunakan masyarakat setempat sebagai lokasi
perkampungan. Perkampungan Bena mempunyai daya tarik sendiri bagi para
wisatawan karena bangunan megalitik berupa susunan batu-batuan kuno. Tidak ada
yang mengetahui secara pasti siapa yang mendirikan bangunan megalitik tersebut,
namun masyarakat setempat percaya kalau bebatuan tersebut disusun seorang diri
oleh seorang lelaki perkasa bernama Dhake.
Menurut warga setempat, suatu
waktu datanglah sekelompok orang dan membangun sebuah perkampungan di tempat
tersebut yang kemudian diberi nama Bena. Uniknya, di antara mereka ada seorang
lelaki bernama Dhake yang bertekad ingin menciptakan sebuah kampung yang agung
dan indah. Maka timbulah gagasan dalam benaknya untuk merancang perkampungan
itu dengan menyertakan batu-batu besar sebagai hiasannya.
Terdorong oleh gagasannya itu, ia
kemudian pergi ke Pantai Aimere yang berjarak sekitar seratus kilometer dari
perkampungan Bena. Dari sana ia mengambil batu-batu besar berbentuk lempengan
panjang atau pun meruncing, lalu dipikulnya hingga ke Bena. Batu- batu itu
kemudian disusun sedemikian rupa, ada yang berdiri dan ada pula yang dibiarkan
mendatar. Sususan batu-batu itulah yang saat ini dikenal dengan megalit.
Para tamu yang berkunjung akan
melihat dengan jelas apa yang dimaksud dengan megalit itu. Bentuknya sederhana
berupa susunan batu-batu yang teratur dan berada tepat di tengah perkampungan.
Pada batu megalit ini terlihat jelas bekas telapak kaki yang diyakini masyarakat
setempat adalah telapak kaki milik Dhake. Menurut cerita, pada saat membangun
kampung Bena ini, batu-batu yang dipikul Dhake dari Aimere, masih lembek dan
tidak sekeras yang sekarang ada sehingga bekas tapak kaki Dhake nampak jelas di
atas batu. Para pengunjung yang datang ke tempat ini akan menemukan jejeran
rumah-rumah penduduk yang masih sangat tradisional dan terletak saling
berhadapan.
Rumah-rumah adat yang sering
disebut peo ini, terbuat dari papan berbentuk panggung, beratap alang-alang
dipadukan dengan dinding bambu pada teras depan yang berukuran sekitar 10 kali
10 meter. Di bagian tengah kampung terdapat monumen adat yang dibangun seperti
lopo (madhu) dan sebuah rumah kecil yang disebut bhaga. Kedua bangunan ini oleh
masyarakat setempat dianggap sebagai simbol pemersatu dari suku yang menempati
perkampungan itu. Masyarakat setempat benar-benar bertekad untuk mempertahankan
keaslian perkampungan tersebut. Semua rumah dibangun menyerupai rumah adat dan
tidak diizinkan membangun rumah dengan campuran yang bergaya modern.
Listrik pun tidak diizinkan
sehingga untuk penerangan hanya digunakan lampu pelita. Hal ini sengaja
dikondisikan untuk mempertahankan citra perkampungan adat tersebut sesuai
sejarah pembangunannya. Masyarakat kampung Bena umumnya ramah terhadap
pengunjung, dimana setiap pengunjung yang datang pasti disambut dengan
senyuman, sebagai sapaan. Kita bisa bertanya-tanya tentang budaya yang mereka
miliki dan dengan sangat baik akan dijelaskan kepada kita perihal budaya
setempat.
PANTAI NIHIWATU
Pantai Nihiwatu |
Menghadap barat daya Samudera
Hindia, Nihiwatu merupakan tempat ideal untuk menjemput ombak besar yang
berasal dari ribuan mil. Banyak peselancar professional yang telah mengunjungi
tempat ini selama bertahun-tahun bahkan beberapa film mengenai selancar juga
dibuat di tempat ini.
Ombak di tempat ini merupakan
salah satu yang tercepat di mana pun. Tidak diragukan kalau Nihiwatu merupakan
salah satu pantai dengan ombak terbaik di Indonesia dan bahkan dunia. Tak hanya
berselancar, tempat ini juga memungkinkan dinikmati untuk berbagai aktifitas
mengasyikkan lain seperti mengendarai kuda di pantai, memancing, menyelam,
mengamati burung, bersepeda gunung hingga trekking ke air terjun.
TAMAN LAUT PANTAR
Taman Laut Pantar |
Keindahan dan keunikan alam bawah
laut Selat Pantar sangat menakjubkan. Bahkan jika dibandingkan dengan Taman
Laut Komodo di NTT, Berau di Kalimantan Timur, Bunaken di Sulawesi Utara dan
Raja Ampat di Papua, Selat Pantar masih tetap yang terbaik, meski selama ini
untuk diving, taman laut Komodo, Bunaken, Berau, dan Raja Ampat lebih populer,
tapi di mata para diver kelas dunia taman laut Selat Pantar yang terletak di
Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, lebih unggul karena keindahannya
yang menakjubkan. Konon terindah setelah taman laut Kepulauan Karibia. Banyak
wisatawan asing yang pernah ke Alor terkagum-kagum. Sebab, selain dimanjakan
keindahan taman lautnya, mereka juga menemukan fenomena taman laut tersebut
langka dan sangat menarik. Makanya, wajar jika wisata bahari Alor dengan
panorama bawah laut yang spefisik di Selat Pantar menjadi primadona dan pemikat
bagi para diver kelas dunia dari Amerika, Australia, Austria, Inggris, Belgia,
Belanda, Jerman, Kanada, Selandia Baru, dan beberapa negara di Asia.
Taman Bawah Laut |
Tercatat, ada 26 titik diving
yang memesona wisatawan di sana. Ke-26 titik diving itu yaitu, Half Moon Bay,
Peter's Prize, Crocodile Rook, Cave Point, The Edge, Coral Clitts, Baeylon, The
Arch, Fallt Line, The Pacth, Nite Delht, Kal's Dream, The Ball, Trip Top, The
Mlai Hall, No Man's Land, The Chatedral, School's Ut, dan Shark Close.
Titik diving yang terakhir ini
sangat menarik karena merupakan kumpulan ikan hiu dasar laut yang sangat
bersahabat dengan para diver. Keindahan bawah laut yang terdapat di Alor Besar,
Alor Kecil, Dulolong, Pulau Buaya, Pulau Kepa, Pulau Ternate, Pulau Pantar, dan
Pulau Pura, juga mengundang decak kagum para diver profesional dari Jakarta dan
Bali untuk datang ke sana.
Bahkan, para diver kelas dunia
mengakui, bahwa kawasan taman laut Alor merupakan salah satu yang terbaik di
dunia. Tengok saja pengakuan Ken Parker dari Amerika Serikat, More big fish,
prolific swarming masses of schools than anywhere I've seen in 20 years of
diving.
Atau dengarkan penuturan Adrienne
May dari Australia. "Enjoyed seeing the Manta Rays, Sharks, Turtles, Dolphins,
Whales and that huge Napoleon Wrasse." Bahkan, Michael AW fotografer asal
Singapura berkata, A World class diving!... Kal's Dream is to be dived again
and again and again.... of all my underwater sojourns, Alor is among the best!.
Begitu juga pernyataan Helen Roberts dari Inggris, We saw hue Sunfish, Reef
Sharks, Turtles, Moray Eels, Rays, Naopoleon Wrase, Dog-tooth Tuna, Barracuda
and loads of beautiful Reef Fish all in just three dives.
Ikan Lumba-lumba di Laut Pantar |
Selain potensi wisata bahari,
Alor juga menyimpan sejumlah objek wisata yang memiliki daya tarik secara
kultural dan historis yang jarang dijamah dan dikunjungi baik oleh penduduk
setempat maupun oleh wisatawan. Meski memiliki aksebilitas amat terbatas, tapi
bagi para pencinta petualangan alam justru menjadi tantangan dan keunikan.
Salah satunya, alquran tua dari
kulit kayu yang ditulis dengan tinta ramuan tradisional yang diperkirakan
berusia lebih dari 800 tahun, sebuah bukti sejarah tentang keberadaan Islam di
Alor. Daya pemikat lainnya yaitu kampung Takpala, sebuah desa tradisional yang
dihuni oleh suku Abui dengan pola perkampungan linear dengan deretan rumah
adat.
Masyarakatnya yang masih memegang
teguh adat dan tradisi akan mempertontonkan atraksi budayanya yang khas dalam
menyambut para pelancong, membuat nama desa ini melambung sampai ke
mancanegara.
Bagi pendaki gunung yang
menggilai tantangan di tempat yang masih perawan, Gunung Delaki Sirung di Pulau
Pantar dan Gunung Koya-Koya di Pulau Alor, adalah tempatnya. Kepenatan yang
melelahkan itu segera sirna membawa kesejukan dan kesegaran jiwa setelah
menyaksikan fenomena geologi vulkanik di Desa Air Panas dan Air Terjun di Pulau
Pantar, taman wisata alam Tuti Adagae di Pulau Alor.
Sementara ranch mini peternakan
rusa (terbaik di kawasan timur Indonesia) jangan dilewatkan untuk dikunjungi.
Kesejukan dan kesegaran di alam Hutan Nostalgia juga akan menyapa setiap
pengunjung yang ingin melepas kepenatan.
Sebelum beranjak kembali pulang,
jangan lupa menanam pohon di Hutan Nostalgia sebagai tanda Anda pernah
mengunjungi Pulau Alor. Nama dan alamat Anda akan diabadikan pada pohon yang
ditanam dan dikenang sepanjang masa.
PANTAI LASIANA
Pantai Lansiana |
Pantai Lasiana mulai dibuka untuk
umum sekitar tahun 1970-an. Sejak Dinas Pariwisata NTT memoles dengan membangun
berbagai fasilitas pada tahun 1986, Pantai Lasiana ramai dikunjungi turis
asing. Sesuai rencana pengembangan Pemkot Kupang, Pantai Lasiana akan dijadikan
Taman Budaya Flobamora, yakni sebutan yang mengacu pada keseluruhan suku bangsa
di dekat Pantai Lasiana, antara lain, Flores, Sumba, Timor dan Alor.
Pantai Lansiana |
Di pantai Lasiana ini banyak
didapati lopo-lopo yang berderet. Lopo-lopo adalah sebutan lokal untuk pondok
yang dibangun menyerupai payung dengan tiang dari batang pohon kelapa atau kayu
dan beratapkan ijuk, pelepah kelapa atau lontar, dan alang-alang. Bisa juga
beratapkan seng yang bagian luarnya dilapisi ijuk, pelepah kelapa atau lontar
dan alang-alang.
Pantai nan landai sekitar 3,5
hektar atau tepatnya 35.065 persegi ini, berudara sejuk karena dinaungi 65
pohon kelapa dan 230 pohon lontar tua yang hingga kini masih produktif.
Pantainya berpasir putih halus, lautnya biru, airnya jernih dengan debur ombak yang
bergulung-gulung kecil, tenang. Keindahan pantai ini bukan karena fasilitas
buatan, tetapi lebih karena karakter alamnya.
Pantai Lasiana mempunyai
topografi menarik, pada bagian barat terdapat perbukitan, sehingga keseluruhan
kawasan ini mempunyai variasi unik, yaitu perpaduan antara perbukitan dan
pantai.
Lokasi :Pantai ini terletak di
Kecamatan Kupang Tengah, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Akses Menuju Lokasi Pantai
Lasiana berjarak 12 Km dari pusat kota Kupang. Umumnya, pengunjung datang menggunakan
angkutan umum, atau dengan kendaraan pribadi. Untuk angkutan umum pengunjung
dapat naik jenis kendaraan colt, dengan biaya Rp. 5000.
Di pantai ini terdapat satu
bangunan kios percontohan, tiga kios komersial, dua kios cinderamata, empat
kamar mandi cuci dan kakus (MCK), satu kolam renang dan instalasi air, satu
kantor pengelola, satu panggung hiburan rakyat, dan tiga unit home stay.
Umumnya para pedagang berjualan mulai Sabtu sore, sepanjang hari Minggu dan
hari libur lainnya. Selain menyediakan minuman dan makanan ringan, pedagang
kecil di sekitar pantai juga menjajakan kelapa muda, jagung muda bakar dan
pisang gepe.
PANTAI KOLBANO
Pantai Kolbano Dengan Pasir Batu Yang Putih |
Pantai Kolbano |
Bagi kebanyakan wisatawan
mengunjungi pesisir pantai yang dipenuhi hamparan pasir putih atau pasir hitam
merupakan hal biasa yang dapat kita lihat, namun bagaimana dengan pesisir
pantai yang dipenuhi hamparan batu berwarna-warni yang sangat indah dan unik,
bisa jadi menjadi pemandangan baru bagi Anda. Ini bisa Anda lihat dan rasakan
hanya di sepanjang pesisir Pantai Kolbano.
Pantai Kolbano terletak di Desa
Kolbano, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Pantai Kolbano terkenal dengan batu warnanya. Batu warna di
pesisir Pantai Kolbano ini, memiliki bermacam ragam bentuk dan warna. Ada yang
berwarna merah, hijau, kuning, hitam, bahkan batu yang bercorak pun ada. Juga
ada batu yang memiliki tiga warna (merah, hitam dan krem).
AIR TERJUN OENESU
Air Terjun Oenesu |
Menyebut Oenesu bagi orang Kupang
berarti menawarkan bersantai di suasana segar. Sebagai salah satu dari sedikit
air terjun yang ada di Kupang, tempat wisata air terjun Oenesu menjadi
pemberhentian sejenak bagi warga Kupang mereguknya segarnya hawa yang
ditawarkan tempat ini.
Perhatikan, pada hari Sabtu atau
Minggu maka rombongan muda-mudi atau keluarga banyak yang mendatangi tempat
ini. Lokasi ini berjarak kurang lebih 17 km dari Kupang dan jalan menuju tempat
ini cukup baik. Aku sendiri tidak mengalami masalah sama sekali menggunakan
sedan ke tempat ini. Memang sempat muncul kekuatiran terutama adanya satu
jembatan kayu yang harus dilewati untuk sampai ke lokasi ini.
Justru yang belum mendapatkan
perhatian yang cukup dari pengelola tempat ini adalah kondisi jalan dan
penataan di lokasi wisata ini. Jalan yang masih berupa jalan tanah berbatu-batu
serta tidak adanya tempat parkir kadang membuat tempat ini tampak semrawut dengan
mobil dan motor yang diparkir semaunya.
Begitu sampai di lokasi maka anda
akan disambut dengan genangan air yang merupakan bagian atas air terjun. Debit
air terjun ini cukup stabil, pada musim kering sekalipun debit air masih
lumayan dapat dinikmati. Foto-foto di atas diambil pada bulan Oktober, masuk
bulan-bulan yang kering dan panas yang menyengat.
Debit pada musim hujan tentu akan
lebih besar, mungkin bisa dua kali lipat di banding musim panas. Pada saat itu
jika kita tepat di bawah air terjun suara deru air terjun seakan menenggelamkan
suara kita sendiri. Jangan heran kalau kita sering mendengar teriakan-teriakan
dan suara tertawa yang cukup dari pengunjung yang menikmati air terjun ini.
Sampai di lokasi, ada dua jalur
yang dapat dipakai untuk turun menikmati air terjun ini. Sebelah kiri lokasi
terdapat jalan menurun yang cukup terjal yang akan membawa anda ke sebuah
jembatan jauh di bawah air terjun utama. Dari jembatan yang masih baru ini
(saat tulisan ini dibuat), anda bisa melihat beberapa tingkat air terjun.
Jalur lain dapat anda coba
melalui jembatan kayu. Jembatan ini sebenarnya cukup membahayakan terutama
untuk anak-anak karena kayu tidak terpasang menutup semua ruasnya. Jika tidak
hati-hati anda dapat terperosok. Jaga anak-anak anda sewaktu melewati jembatan
ini. Setelah itu anda harus menuruni anak tangga yang lagi-lagi curam, itupun
kondisi anak tangganya tidak rata. Ini juga saya ingatkan kembali pada anda
untuk berhati-hati.
Membawa bekal waktu turun sangat
disarankan karena naik turun untuk mengambil makanan ke atas sangat melelahkan.
Namun sesampai di bawah, pemandangan air terjun seakan membilas rasa penat
anda. Jangan takut batuan di tempat ini tidak licin, karena airnya yang
mengandung kapur cukup tinggi (ciri khas air di Kupang) maka batu jadi terasa
kesat. Suasana yang rindang karena banyak pohon-pohon besar tumbuh di sekitar
air terjun. Ini masih ditambah dengan suitan-suitan burung yang sering
terdengar nyaring dari balik pepohonan. Anda bisa langsung memilih berendam di
salah satu anakan air terjun atau memilih menelusuri ke bawah. Gerak tarian air
terjun membentuk alur-alur yang unik, hati-hati karena beberapa cekungan
tingkat air ini ada yang dalam.
Andapun bisa sekedar
membentangkan tikar dan bermalas-malasan menikmati sejuknya hawa serta deru
suara air terjun. Keriangan suara pengunjung seakan mengajak anda ikut riang.
PANTAI NEMBRALA
Pulau Nembrala |
Surfing Di Pulau Nembrala |
Ombang Di Pulau Nembrala |
Bo’a di Kec. Rote,Obyek wisata
ini sudah cukup dikenal bukan saja wisatawan asal Negara Kanguru (Australia )
tapi juga dikenal secara luas oleh para wisatawan Amerika, Eropa dan sebagainya
Jarak tempuh dari ibu kota Ba’a + 30 Km dengan menggunakan Bus atau Mikrolet
yang cukup nyaman serta ditopang dengan kondisi jalan yang cukup memadai.
Panorama dan keistimewaan pantai
Nemberala – Bo’a karena gelombang laut atau dikenal dengan “Gelombang” yang
sangat cocok untuk para wisatawan melakukan olah raga Surfing (selancar)
pecahannya ke kanan yang Barat Daya, pantai ini sangat dikenal dengan pasir
putih yang indah dan menawan serta ombaknya sangat bagus dan menarik dengan 8
kali gulungan merupakan tantangan bagi peselancar dunia. Pemda Rote Ndao
bekerjasama dengan organisasi Bali melakukan lomba selancar bertaraf
internasional yang dilaksanakan pada bulan September – Oktober setiap tahunnya.
Desa wisata Nembrala. Desa ini
menawarkan pemandangan pantai, rimbunan pohon kelapa yang menjulang tinggi
dengan daunnya yang meneduhkan. Benar-benar memanjakan mata yang memandang.Desa
yang terletak di Kecamatan Barat Daya Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara
Timur tersebut bak nirwana wisata yang tersembunyi. Jauh dari hiruk pikuk kota
dengan kesederhanaan dan keramahan penduduk sekitar. Di sekitar pantai
Nembrala, ada beberapa pilihan penginapan, mulai dari hotel hingga homestay
dengan tarif puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah per malam. Tetapi,
saya memilih untuk menghabiskan waktu beberapa jam saja untuk sekadar
duduk-duduk di bibir pantai.
Pemandangan sekitar pantai masih
tergolong alami, yakni rumah-rumah tradisional penduduk yang sebagian masih
menggunakan bebak (kayu dari pohon lontar) dengan atap alang-alang. Semakin
menambah nilai keindahan di sekitar pantai Nembrala saja.
BATU TERMANU
Batu termanu |
Batu Termanu |
Ada dua Batu Termanu yaitu : Batu
Hun dan Batu Suelay, merupakan obyek wisata alam yang sangat memukau. Setiap
perkunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Rote Ndao. Ketika kapal motor
keluar dari pelabuhan Bolok Kupang yang melewati selat Pukuafu dan yang pertama
terlihat adalah Batu Termanu yang menjulang tinggi.
Disekitar perairan Batu Hun dijadikan
obyek wisata Menyelan dan Memancing karena terdapat terumbu karang Mutiara dan
ikan kerapu yang cukup banyak. Batu termanu menurut legenda masyarakat Rote
terdiri atas dua buah yaitu yang satunya adalah jenis Pria berada langsung di
pinggir pantai leli dan satu lainnya jenis wanita terletak beberapa ratus meter
sebela kanan batu pria terletak agak kedalam laut.
Dikatakan pula bahwa batu Termanu
adalah batu yang bisa berpindah - pindah tempat dan berasal dari maluku. Suatu
ketika batu ini tiba di Rote dan menetap disana, karena keadaannya seperti itu
maka oleh orang Rote di anggap sebagai Batu Keramat dimana pada saat tertentu
para tua – tua adat sering berdoa dikaki batu untuk memohon turunnya hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar