Sabtu, 07 Desember 2013

Objek Wisata Sumatera Barat [ Part1 ]

Objek Wisata Sumatera Barat



1.Jam Gadang di Bukit Tinggi
Jam Gadang adalah sebuah icon untuk kota bukit tinggi, jam gadang ini adalah peninggalan penjajahan Belanda, Jam ini memang sangat besar. Dengan luas 13 x 4 meter dan tinggi 26 meter yang terdiri atas beberapa tingkat. Bagian teratas dari jam gadang adalah tempat penyimpanan bandul jam yang pada tahun 2007 silam sempat patah karena gempa besar yang melanda kawasan Sumatera Barat termasuk Bukittinggi. Terdapat empat jam pada masing – masing sisi jam gadang, dengan diameter 80 centimeter. Dan yang unik dari jam ini adalah angkanya. Bila angka empat romawi biasa ditulis dengan simbol IV, maka pada jam gadang angka IV ditulis dengan IIII, dan ini bukan merupakan hal yang lazim.
Bagi yang belum mengenal jam sejarah Jam Gadang berikut akan saya sampai sedikit.
Jam ini didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui pelabuhan Teluk Bayur sebagai hadiah dari Ratu Belanda saat itu untuk Rook Maker, yang saat itu adalah controuler dari Kota Bukittinggi pada tahun 1926. Arsitektur dari Jam Gadang dirancang oleh Yazin Sutan Gigi Ameh dan peletakkan batu pertama dilakukan oleh putra pertama Rook Maker yang saat itu berusia 6 tahun. Hingga saat ini sudah terjadi tiga kali perubahan bentuk atap dari Jam Gadang. Pada saat masa penjajahan Belanda bentuk atapnya berbentuk bulat, pada masa penjajahan jepang berbentuk kelenteng, dan pada saat Indonesia merdeka, atapnya diubah supaya menyerupai atap Rumah Gadang, yaitu Rumah Adat Minangkabau.
Jam ini digerakkan secara mekanik oleh sebuah mesin yang hanya dibuat dua unit. Yang pertama untuk Jam Gadang, dan satunya untuk Big Ben di London, Inggris. Bagian lonceng jam gadang tertera nama pabrik pembuat jam, yaitu Vortmann Relinghausen, yang artinya jam tersebut dibuat di Jerman dan diproduksi pada tahun 1892.
Pada Jam Gadang ini banyak festival atau acara nasional, internasionl di selenggarakan, salah satu acara Event tahunan di ranah minangkabau ini adalah Tour De Singkarak untuk tahun ini pembukaannya di lakukan di Jam Gadang. Jika anda datang ke sini pada saat liburan akan selalu ramai pengunjung yang menghabiskan waktunya. Apakah anda tertarik untuk berkunjung ke Jam Gadang ? silahkan ajak saudara dan keluarganya. Untuk Objeck Wisata Sumatera Barat lain adalah


2. Istana Pagaruyung di Tanah Datar
Sebelum membahas Wisata Istana Pagaruyung ini saya akan memberikan sedikit sejarah dari kerajaan pagaruyung dan merupakan bagian dari istana rajo alam, dalam sejarah perkembangannya istana ini telah mengalami pemugaran besar besaran, dimana pernah habis terbakar pada awal abad 18 yang dilakukan oleh penjajah belanda, kemudian di renovasi kembali menyerupai istana asli pada tahun 1976 namun di tahun 2007 istana ini kembali mengalami bencana kebakaran di sebabkan sambaran petir.
Bangunan ini terdiri atas 11 gonjong, 72 tonggak, dan 3 lantai. Eksterior dan interiornya dilengkapi dengan beragam ukiran yang tiap-tiap bentuk dan warna ukirannya mempunyai falsafah sejarah dan budaya Minangkabau. Sementara di ruang tengah dipamerkan berbagai benda bersejarah seperti keramik peninggalan kerajaan Pagaruyung dan berbagai benda kerajinan tangan dari Minang. Uniknya, semua tonggak yang menyangga bangunan ini dibuat miring yang tentunya agak bertentangan dengan teori arsitektur yang ada tapi tidak mengurangi kekokohan bangunan itu sendiri. Selain itu, di bagian halamannya, bangunan istana ini juga dilengkapi dengan bangunan surau, "rangkiang" (yang berfungsi sebagai tempat penyimpan hasil panen), serta "tabuah" (untuk memanggil warga).
Dengan mengunjungi Istana Pagaruyung ini para wisatawan akan lebih mengenal lebih dekat budaya minangkabau itu sendiri, Ranah minangkabau banyak pituah dan petitihnya salah satunya yang populer adalah "Alam Takambang Manjadi Guru", dan masih banyak lagi. Dan simbol dan ukiran yang terdapat pada istana pagaruyuang tersebut mempunyai arti tersendiri ada artinya hubungan niniak mamak terhadap kemenakannya, bersosial rakyat, dll. seperti ukiran Itiak Pulang Patang, Kaluak Paku, dll. Jika anda kesini jangan lupa untuk mencicipi Kopi Kawa yang masih berada ditanah datar. suatu saat akan saya Review secara khusus kopi kawa tersebut. Untuk Objek Wisata Sumatera Barat lainnya akan memperkenalkan wisata air, wisata air di sumatera barat adalah :
3. Danau Singkarak
Untuk wisata air di sumatera barat untuk pertama saya akan memperkenalkan danau singkarat, berikut tentang informasi danau singkarak
Danau Singkarak adalah sebuah danau yang membentang di dua kabupaten di provinsi Sumatera Barat, Indonesia, yaitu kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar.
Danau ini memiliki luas 107,8 km² dan merupakan danau terluas ke-2 di pulau Sumatera. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin. Namun sebahagian air danau ini dialirkan melalui terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman.Duduk-duduk di pinggir danau, kita akan kagum dengan panorama Danau Singkarak yang bersih dan indah dikeliling perbukitan hijau di sekitarnya.
Tidak ada enceng gondok dan rumput liar tumbuh di permukaan air. Airnya tampak bening dan kinclong bagaikan genangan kaca raksasa. Udara sejuk dan hembusan angin yang semilir, membuat kita betah berlama-lama di pinggir danau ini.
Kita bisa menikmati keindahan danau dari pinggir jalan.
Kedalaman danau yang cukup ekstrem ini pun mempengaruhi ekosistem danau, termasuk jenis tumbuhan air dan keragaman ikannya.
Menurut penelitian, meski Danau Singkarak amat luas, namun jenis ikan air tawar yang ada di sini tidak terlalu banyak. Hanya terdapat 19 jenis ikan. Di antaranya ikan bilih, nilem, dan rinuak. Ikan bilih diperkirakan merupakan spesies ikan khas Danau Singkarak.
Kenapa Danau Singkarak miskin ikan? Ini karena pertumbuhan organisme air, seperti plankton sangat rendah. Padahal, seperti kita ketahui, plankton ini menjadi makanan ikan-ikan kecil yang dalam rantai makanan akan menjadi makanan ikan-ikan yang lebih besar.
Oleh karena plankton yang menjadi sumber awal makanan ikan-ikan kecil jumlahnya sangat terbatas, maka ikan-ikan besar pun menjadi tidak ada.
Kenapa plankton di Danau Singkarak tidak banyak? Penyebabnya adalah karena dasar danau ini sangat dalam dan tidak tertembus cahaya, sehingga plankton tidak dapat berkembangbiak dengan subur.Apalagi, air sungai yang kaya dengan humus dan sampah-sampah organik langsung terbuang percuma di dasar danau yang dalam. Padahal, sampah-sampah organik ini mestinya bisa menjadi media pertumbuhan plankton.
Kenapa dasar Danau Singkarak begitu dalam? Para ahli geologi menduga Danau Singkarak yang berada di cekungan panjang Singkarak – Solok ini terjadi akibat amblesnya lapisan kerak bumi di bawah sesar Sumatera.
Cekungan itu lalu terisi air yang bersumber dari hutan Gunung Singgalang, Gunung Marapi, Gunung Sago, Gunung Talang, dan Taman Nasional Kerinci Seblat di Bukit Barisan.
Akibat letusan gunung berapi di sekitarnya, kedua ujung lembah tertimbun material letusan sehingga air yang terkumpul di cekungan itu menjadi danau yang kita kenal sebagai Danau Singkarak.
Oleh karena danau ini diduga terbentuk dari proses pergerakan lempeng bumi, maka Danau Singkarak termasuk jenis danau tektonik.
Bagi ahli geologi, Danau Singkarak ini sangat menarik untuk diteliti. Alasannya karena danau ini diapit dua bagian sesar Sumatera yang terus bergerak, sehingga luas danau ini pun terus bergerak dan bertambah luas.
Para ahli menduga, pada awalnya Danau Singkarak ini panjangnya hanya sekitar 3 kilometer. Karena pergeseran sesar-sesar itu, perlahan-lahan panjang Danau Singkarak menjadi 8 kilometer, kemudian 13 kilometer, dan sekarang ini sudah mencapai 23 kilometer.
Seribu tahun lagi, barangkali Danau Singkarak akan lebih luas lagi. untuk mengenal wisata air selanjutnya adalah :

Danau Maninjau adalah sebuah danau di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam.
Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.
Danau Maninjau merupakan sumber air untuk sungai bernama Batang Sri Antokan. Di salah satu bagian danau yang merupakan hulu dari Batang Sri Antokan terdapat PLTA Maninjau. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 km mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.
Danau ini tercatat sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia. Sedangkan di Sumatera Barat, Maninjau
merupakan danau terluas kedua setelah Danau Singkarak yang memiliki luas 129,69 km² yang berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Di sekitar Danau Maninjau terdapat fasilitas wisata, seperti Hotel(Maninjau Indah Hotel, Pasir Panjang Permai) serta penginapan dan restoran.
Kalau kita melihat keindahan danau maninjau ini di atas bukit atau di jalan kelok 44, pada saat sore hari cuaca tidak terlalu mendung, kita akan mensaksikan peristiwa yang indah, danau maninjau airnya seperti naik ke langit melewati celah cahaya yang tembus. Di danau maninjau ini kita akan menjumpai beberapa makanan khas daerah maninjau seperti palai rinuak, pensi, dan masih banyak lagi yang dapat kita jumpai di pinggir tepi danau maninjau ini. untuk wisata air selanjutnya adalah :

5. Danau Dieteh dan Danau Dibawah ( Danau Kembar )

Karena itu, Solok adalah kabupaten yang kaya dengan danau di Sumatera Barat. Bahkan, tiga danaunya, yaitu Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Talang terletak di sebuah kawasan yang disebut Kawasan Danau Kembar.
Disebut Kawasan Danau Kembar, karena dua danau, yaitu Danau Diatas dan Danau Dibawah terletak berdampingan yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Kawasan ini lebih dulu dikenal sebagai objek wisata karena terletak di pinggir jalan raya Padang-Muaralabuh-Kerinci.
Menjelang sampai di lokasi udara akan terasa dingin dan kita sudah dapat menyaksikan Danau Diatas di sebelah kanan dari jendela mobil. Jika dengan bus umum kita harus turun di Pasar Simpang. Di sini ada dua simpang, simpang di kanan dengan jalan menurun merupakan jalan ke Danau Diatas, di mana danaunya terlihat dengan jelas karena berada di bawah.
Sedangkan simpang lainnya yang berada di kiri merupakan jalan mendaki. Jalan ini menuju Danau Dibawah. Nama kedua danau yang kontradiktif dengan lokasinya ini, sering membuat pengunjung bertanya, kenapa danau yang terletak di atas bukit dinamakan Danau Dibawah, sedangkan yang berada di bawah bukit atau di bawah jalan dinamakan Danau Diatas.
Itu karena meski terletak di atas bukit, ketinggian permukaan air Danau Dibawah sama tingginya dengan dasar danau Danau Diatas.
Danau Diatas dengan luas 17,20 meter persegi, panjang 6,25 km dan lebar 2,75 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (m dpl). Danau ini cukup dangkal, dengan bagian terdalam hanya 44 meter.
Sedangkan permukaan air Danau Dibawah berada pada ketinggian 1.566 mdpl. Artinya, permukaan airnya sama tinggi dengan dasar air Danau Diatas. Namun, danau yang memiliki luas 16.90 meter persegi, panjang 5,62 km dan lebar 3,00 km ini sangat dalam, yaitu 886 meter.
Begitu turun dari bus di Simpang kita bisa naik ojek ke Danau Diatas atau Danau Dibawah. Tarifnya sama, yaitu Rp2.000. Biasanya pengunjung memilih pergi ke Danau Diatas lebih dulu dengan karcis masuk Rp1.500 untuk anak-anak dan Rp2.000 untuk dewasa.
Di sini ada sejumlah kapal motor angkutan milik pengusaha lokal yang digunakan sebagai transportasi antar desa di sekitar danau. Kapal-kapal ini alat vital bagi petani sayur dan buah di seberang danau untuk membawa hasil pertaniannya ke Pasar Simpang. Dermaga kapal ini dikelola Angkutan Sungai, Danau, dan Perairan (ASDP).
Setiap saat kita bisa ikut naik kapal ini menuju salah satu desa untuk kemudian kembali dengan tarif pulang-pergi hanya Rp2.000. Kita bisa menyaksikan luasnya Danau Diatas dengan bukit-bukit kecil yang merupakan bagian Bukit Barisan yang mengelilinginya. Terlihat juga keramba ikan milik penduduk.
Pada Minggu atau hari libur biasanya salah satu kapal ini melayani rute wisata, yaitu keliling danau dengan tarif Rp5.000 per orang.
Tak jauh dari dermaga ada tempat yang sering dijadikan arena pemandian oleh pengunjung, terutama anak-anak. Di sekitar itu juga ada lapangan kecil di bawah rindang pohon pinus yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan oleh pengunjung.
Berkeliling dengan kapal tidak bisa kita nikmati di Danau Dibawah. Danau ini dikelilingi sejumlah bukit yang besar dan air danau sangat jauh dari lokasi pemandangan yang dibangun pemerintah. Tak seperti di Danau Diatas, kita tidak bisa menyentuhkan tangan atau kaki ke dalam air. Hanya saja pemandangannya indah. Dari panorama ini kita juga bisa melihat Danau Diatas.
Di panorama Danau Diatas ini ada warung-warung kecil yang berjualan markisa dan terung belanda sebagai buah-buahan khas daerah ini. Juga ada yang menjual aneka bunga gunung di dalam pot kecil hingga besar. Satu pot harganya Rp5.000 hingga Rp15.000.
Ada juga yang menjual bunga kering sari gunung untuk hiasan. Bunga kering ini dikeringkan dari sejenis bunga rumput yang tumbuh di rawa di sekitar danau. Bunga rumput ini hanya muncul sekali setahun di Danau Diatas. Cara mengolahnya diambil dan dijemur, sehingga keluar sari bunganya. Seikat harganya Rp5.000 sampai Rp15.000. Untuk wisata air selanjut adalah wisata di tepi pantai. wisata di pantai di sumatera barat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar